Sebuah Pertanyaan Sederhana

Sore itu aku berada di sebuah kafe ditemani secangkir arabica dengan sedikit gula yang baru aku aduk dan seorang teman tepat berada didepanku. Kita sering nongkrong bersama membicarakan banyak hal dari hanya sekedar basa-basi dan obrolan receh hingga obrolan berat.

Obrolan berat munkin itu semacam topik politik, ekonomi, filsafat, dan lainnya. sebagian orang memang mengatakan begitu. Tapi terkadang obrolan berat itu bukan karena topik yang dibicarakan tapi juga tema yang biasa dan sederhana dan munkin kita lakukan setiap hari. 

Sambil menikmati kopi yang mulai mendingin dan obrolan yang entah sudah sampai kemana ujungnya, temanku bertanya “katanya ke Bumi Langit, gimana tempatnya, bagus?” belum sempat aku jawab temanku yang satu lagi bertanya "kenapa kamu suka jalan-jalan? kamu dapat apa dari jalan?"

Sambil seruput arabica hitam obrolan mulai sedikit memaksa untuk mengernyitkan dahi, terhenti sejenak dalam sebuah renungan. bermula dari sebuah pertanyaan biasa dan sederhana sekali.

Pertanyaannya memang sederhana tapi tidak sesederhana itu. pertanyaan sederhana tapi tak mudah untuk menjawabnya. Pertanyaan ini mirip dengan "kenapa kamu suka durian? kenapa kamu tidak suka duria? yang suka akan jawab karena enak. tapi kalo memang enak kenapa banyak juga yang tidak suka?. atau pertanyaan lain, kenapa kamu suka/tidak suka minum susu?.
Pertanyaan ini subjektif karena setiap orang memiliki alasan yang berbeda untuk menanggapinya. Seseorang yang sama-sama doyan durian memiliki alasan berbeda mengapa mereka suka durian, apalagi yang tidak. Semua tahu kalau susu sangat baik bagi daya tahan tubuh tetapi banyak yang tidak suka.
Sama dengan pertanyaan kenapa suka jalan-jalan. Bagaimana menjelaskan kenapa aku suka travel kepada orang lain yang lebih suka menghabiskan waktu di kamar dengan bertumpuk-tumpuk buku. 
Perasaan suka itu tidak logis. karena tentu jika perasaan suka itu logis semua orang akan minum susu, tapi kenyataannya tidak. Jadi aku tidak tau bagaimana menjawabnya.

Misal seperti ini, saat perjalanan dalam sebuah bis, seorang penumpang perempuan yang baru masuk dalam bis duduk disamping kamu. Dari raut mukanya tampak sedang ketakutan seperti bersembunyi dari seseorang. Saat bis mulai berangkat  ia menyapa dan mulai bercerita tentang suami (eks suami) yang sedang marah dan mengejarnya. Mantan suaminya ingin rujuk tapi ia tidak mau karena sudah terlalu sering mengalami kekerasan bisa dikatkana KDRT dan saat dalam bis ia sedang perjalanan ke rumah pamannya.

Aku tentu heran kenpa cerita padaku. orang yang belum kenal baru ketemu dalam bis diceritain banyak hal bahkan urusan kelurga. saat itu aku mengerti bahwa memberikan kesan pertama yang baik kepada orang itu adalah hal penting.

dan sambil menulis ini aku juga tidak tau apa ceritaku ini bisa menjawab kenapa aku suka jalan-jalan. kalo kamu suka aku gak? hahaha 😂 tapi setidaknya disetiap perjalanan, kita bertemu dengan orang baru, pangalaman baru dan cerita yang baru.